Desa Selebung Madani merancang arah pembangunan berbasis zonasi wilayah dengan pendekatan hulu-hilir yang mempertimbangkan karakter sosial, geografis, dan potensi tiap kawasan. Zonasi ini terbagi menjadi tiga wilayah strategis: Zona Datu Benue, Zona Tojong-Ojong, dan Zona Dese.

Zona Datu Benue – Sentra Akuakultur dan Pertanian Terintegrasi
Zona Datu Benue diarahkan secara khusus sebagai kawasan utama untuk pengembangan akuakultur dan pertanian produktif. Dengan ketersediaan sumber daya air yang melimpah, topografi yang sesuai, dan lahan pertanian yang luas, kawasan ini memiliki keunggulan komparatif untuk menjadi sentra budidaya ikan air tawar seperti nila, lele, dan gurame. Sistem pertanian berbasis irigasi lokal mendukung pertumbuhan sektor ini.

Pemerintah desa mendorong pembangunan sistem budidaya perairan ramah lingkungan dengan memanfaatkan probiotik, didukung pelatihan manajemen akuakultur dan distribusi benih unggul. Selain itu, pertanian diperkuat melalui penggunaan varietas tanaman pangan unggulan seperti padi, jagung, dan hortikultura, serta pemanfaatan pupuk organik hasil pengolahan kotoran ternak yang dikelola kelompok tani dalam sistem TPS 3R KMP Selebung.

Zona Datu Benue menjadi tumpuan utama ketahanan pangan desa, melalui sinergi antara produksi ikan dan pertanian yang saling menopang. Strategi ini menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus mendorong kemandirian ekonomi lokal.

Zona Tojong-Ojong – Kawasan Perkebunan dan Kerajinan Kreatif
Zona ini difokuskan pada penguatan tanaman buah-buahan dan perkebunan rakyat serta industri kerajinan lokal. Komoditas utama meliputi tanaman buah, rempah, dan umbi-umbian. Masyarakat didorong untuk mengolah hasil kebun menjadi produk bernilai tambah seperti keripik, manisan, dan produk fermentasi. Pemerintah desa juga memfasilitasi pelatihan keterampilan dan penyediaan sarana produksi sederhana untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk kerajinan.

Zona Dese – Pusat Industri, Peternakan, dan Jasa
Sebagai zona induk, wilayah ini disiapkan menjadi pusat industri rumah tangga, peternakan ayam petelur, serta perdagangan lokal dan UMKM. Pemerintah desa tengah mengembangkan sentra produksi telur serta pelatihan soft skill bagi pemuda dalam bidang jasa dan wirausaha digital. Zona ini juga diarahkan menjadi kawasan edukasi dan inovasi produk lokal, dengan dukungan fasilitas dan akses pemasaran.

Dasar Zonasi: Statistik dan Komposisi Wilayah
Rencana zonasi ini berdasarkan pada data dan analisis luasan wilayah sebagai berikut:

Total luas wilayah: 579.73 Ha

• Lahan pertanian: 243.85 Ha (42,1%)
• Perkebunan: 177.8 Ha (30,7%)
• Permukiman: 107.46 Ha (18%)
• Lahan lainnya: 50.62 Ha (8,7%)

Dari komposisi tersebut, Desa Selebung Madani memiliki peluang besar menjadi desa mandiri pangan, industri rumahan, dan sentra UMKM yang tumbuh berkelanjutan.

Langkah Strategis Pemerintah Desa Selebung Madani
Beberapa strategi konkret yang telah dilakukan antara lain:

• Lumbung Pangan Desa: Menyerap hasil pertanian dan perikanan dari petani lokal.
• Penetapan HET (Harga Eceran Tertinggi): Menjamin harga jual tetap stabil meskipun terjadi gejolak pasar.
• Produksi Pupuk Organik Mandiri: Dikelola kelompok tani berbasis peternakan lokal.
• Sistem Budidaya Ramah Lingkungan: Di sektor pertanian dan perikanan.
• Peningkatan SDM dan Soft Skill: Khususnya bagi pemuda di zona Dese.
• Penguatan Sentra UMKM dan Kerajinan: Terutama di Zona Tojong-Ojong.

Dengan pembagian zonasi yang terstruktur dan strategi pembangunan hulu-hilir berbasis potensi wilayah, Desa Selebung Madani menempatkan Zona Datu Benue sebagai jantung ketahanan pangan dan produksi akuakultur. Sinergi antara pengelolaan sumber daya, pemberdayaan masyarakat, dan ekosistem ekonomi lokal yang kuat menjadikan Selebung Madani sebagai model desa mandiri, tangguh, berdaya dan berkelanjutan.